Jumat, 09 November 2012

Tong Djoe: Dari Gedung Tunas Inilah Saya Membantu Indonesia



Dari gedung Tunas miliknya, taipan asal Indonesia yang bermukim di Singapura, Tong Djoe, mengaku banyak membantu Indonesia, China, dan bahkan Singapura. Lalu apa sebenarnya gedung Tunas yang dia maksud?Gedung perkantoran Tunas diresmikan oleh Dirut Pertamina Ibnu Sutowo pada tahun 1973. Lokasinya di kawasan Tanjong Pagar, dekat pelabuhan Singapura.
Gedung Tunas merupakan gedung tertinggi dan termewah saat itu karena kawasan itu masih merupakan kampung. "Istri Lee Kuan Yew (mantan PM Singapura) ketika datang bertanya kenapa saat itu saya membangun gedung tinggi di kawasan pelabuhan Singapura yang saat itu masih kampung. Kenapa tidak membangun di pusat kota. Saya jawab suatu saat kawasan ini menjadi kawasan terpenting dan mahal. Sekarang terbukti gedung perkantoran ini yang paling kecil dibandingkan yang lainnya," kata Tong Djoe.
Dari gedung inilah ia ikut membantu bisnis Pertamina, Pelni, dan BUMN Indonesia lainnya. Gedung Tunas menjadi tempat pertemuan para pengusaha Indonesia dan BUMN dengan mitra bisnis internasionalnya. Gedung ini juga menjadi saksi dia membantu finansial para perwira tinggi TNI dan pemimpin politik Indonesia.
"Dari gedung ini juga, saya ikut merapatkan hubungan bilateral dan bisnis antara Indonesia-Singapura. Ketika tentara Indonesia sudah siap menyerang Singapura awal tahun 1970-an, saya juga yang bantu menyelesaikannya. Setelah baik, saya membawa para pengusaha Singapura ke Indonesia," katanya.
"Saya menjual gedung ini untuk mendanai normalisasi hubungan Indonesia-RRC atas permintaan Presiden (waktu itu) Suharto langsung. Juga normalisasi hubungan bilateral Singapura-RRC," tambah dia.
"Suatu hari Jaksa Agung Singapura datang ke saya sebelum berkunjung ke Xianmen, China. Dia minta bantuan saya. Saya bilang lho kok datang ke saya bukan ke perwakilan China. Saat itu, Singapura belum ada hubungan diplomatik dengan RRC. Mereka bilang datang ke saya karena percaya bisa membantu. Akhirnya, saya bantu dan mereka bisa masuk Xianmen dan kini hubungan Singapura-RRC sangat baik," katanya.
Selain itu, Tong Djoe merupakan pengusaha Indonesia yang membangun pertama kali pergudangan modern di pelabuhan Singapura.
Atas perjuangan Tong Djoe dan segala upayanya dalam membantu Indonesia, sejak perang kemerdekaan hingga masa pembangunan ekonomi, Presiden Habibie atas nama Republik Indonesia memberikan penghargaan bintang jasa pratama kepada taipan ini, 25 Agustus 1998, diserahkan langsung oleh Menlu Ali Alatas di Gedung Deplu Pejambon, Jakarta.
Oleh sebab itu, ia menilai pencemaran nama baiknya atas kasus tersebut ikut mencemarkan nama Indonesia, China, dan Singapura.

Sumber : http://www.kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar